MUSIM GUGUR TERAKHIR DI MANHATTAN oleh Julie Nava

Genre: Fiksi, romance
Rating saya: 4/5
Direkomendasikan untuk: orang-orang yang bosan dengan penggambaran cinta sempurna

mzn1_rmahbuku00000505_01_cover

Rosie sudah tinggal di Amerika Serikat selama delapan tahun, jauh dari keluarganya di Jakarta dan keping-keping hatinya yang patah di masa lalu. Di usia yang terbiasa dibanjiri pertanyaan-pertanyaan invasif tentang pilihan hidup, seorang pria muallaf bernama Anthony Luizzo datang ke hidupnya dengan satu tujuan: pernikahan. Akankah persatuan dua insan dari latar belakang yang sangat berbeda ini berjalan lancar?

Sejujurnya, ketika membaca uraian di sampul belakang buku ini, saya kira novel ini akan mirip dengan novel-novel lainnya. Bukan hal yang buruk, hanya saja kurang menyegarkan. Untungnya saya salah! Menutup buku ini setelah membaca kalimat terakhir, saya dapat dengan lega berkata bahwa waktu yang dihabiskan untuk membaca buku ini dipergunakan dengan baik. Time well spent.

Karakter Rosie digambarkan sebagai seorang perempuan cerdas yang mandiri, dan berpegang teguh pada setiap prinsip hidupnya. Dalam istilah slang Internet baru-baru ini sih: goals! Tapi bukan berarti Rosie lantas jadi sosok yang sempurna. Justru segala kekurangan Rosie yang digambarkan lewat caranya mengambil keputusan, misalnya, menjadi hal yang memperlihatkan bahwa Rosie ini manusia biasa, punya salah.

Sebenarnya, “cela” di para tokoh utama inilah yang membuat saya menyukai novel ini. Memang ada beberapa adegan yang terasa berlebihan, tapi sepertinya itu hanya karena preferensi saya yang tidak terlalu suka drama, hehehe.

Selain itu, hal yang paling saya sukai dari novel ini adalah ketika cinta tidak digambarkan sebagai sesuatu yang maha-dahsyat dan mampu mengalahkan segalanya seperti di banyak buku lain yang sudah saya baca. Seperti karakter-karakter utamanya, novel ini menyikapi cinta dengan adil dan manusiawi. Selamat tinggal, klise cinta-pada-pandangan-pertama!

Saya merekomendasikan novel ini untuk orang-orang yang merasa membutuhkan pelukisan cinta yang tidak lebay, dan peringatan kembali bahwa cinta itu sesuatu yang harus diperjuangkan. Oh, juga untuk orang-orang yang menggemari plot twist!

Bonus points:

  • Cerita ini berlatar belakang Chicago dan Manhattan, yang dapat membakar kembali api semangat berjalan-jalan ke Amerika Serikat
  • Kesan Italia yang kental dari interaksi dengan anggota keluarga Luizzo
  • MARCO LUIZZO!

Leave a comment